Renata Clarisa yang sering disapa Rena, adalah seorang gadis manis, namun kuat. Ia terdaftar sebagai salah satu murid sebuah kampus ternama. Dikampus…………………
“Hai, Rena!” sapa Miguel. Seorang cowo ganteng bernama lengkap Miguel Charlos. Cowo yang eksis banget dikampus. Banyak dikejar cewe-cewe karena kehebatannya di bidang olahraga basket. Rena juga seorang atlet basket wanita di kampusnya. Rena dan Miguel memiliki kedekatan semenjak SMA hingga sekarang. Dimana ada Rena, ada Miguel pastinya. Mereka juga sering jalan bareng. (lanjut!)
“Hai juga! Kenapa?” jawab Rena.
“Buset! Gue nyapa aja ga boleh? Emang harus pake alasan” kata Miguel agak sewot.
“Dih? Ya gak kenapa-kenapa. Sewotan aja lu jadi makhluk” jawab Rena cengengesan.
“Gue ngambek deh ah!” kata Miguel dengan nada manja.
“Okay! Daaa” jawab Rena sambil berjalan ke kelas, meninggalkan Miguel.
Emang begitu tingkah mereka. Kalau ketemu, hal yang gak penting pun terjadi. Seperti kejadian gak jelas tadi. Tapi, walau begitu, mereka sangat akrab. Kalau ekskul basket, pasti Miguel jemput Rena terlebih dahulu sebelum ekskul. Begitu juga setelah pulang ekskul, Miguel mengantar Rena pulang kerumahnya.
“Makasih ya Miguel. Baik banget sih kamu itu,” kata Rena pada Miguel, dengan wajah yang dibuatnya semanis mungkin ketika sampai depan rumahnya.
“Gak usah sok manis lu!” jawab Miguel sambil mengacak-acak muka Rena.
“Woi! Ini muka! Bukan rambut! Santai aja napa?!” kata Rena sewot.
“Ih ngambek nih? Gak smsan ah malam ini kalo gitu kamunya” kata Miguel dengan kata ancaman yang biasa dikeluarkan ketika Rena ngambek.
“Sorry yaa… Gak ngefek sih… wooo!” jawab Rena ngeledek.
“Oh gitu? Okay! Liat aja ntar malem” kata Miguel ngancem.
“Liat aja siapa yang ga kuat,” jawab Rena sambil menjulurkan lidah tanda ngeledek Miguel.
“Haa! Gue pulang deh,” kata Miguel sedikit kesal.
“Hati-hati. Daaaa,” salam Rena.
“Iya. Daaaa,” jawab Miguel.
Rena pun masuk ke dalam rumah. Dia disambut oleh mamanya yang kebetulan baru pulang kerja.
“Dianter siapa, dek?” Tanya mama.
“Miguel,” jawab Rena singkat.
“Trus Miguelnya kemana? Dah pulang?” Tanya mama lagi.
“Udah, ma” jawab Rena sedikit emosi.
“Kok udah pulang? Kenapa gak main dulu? Mama kan mau ketemu dia”.
“Cape, ma. Kan baru ekskul basket. Nanti kapan-kapan dia main kok. Katanya juga dia mau ketemu mama. Adik ke kamar dulu ya? Mau mandi, ma” jawab Rena dengan cepat agar mamanya tidak banyak bertanya lagi.
☺☺☺
Rena pun bersiap-siap mau tidur. Memeluk boneka kesayangannya yang bertuliskan Miguel dan Rena. Tiba handphone Rena berdeting tanda sms masuk.
Lagi ngapain Ren? Aku ngalah deh sama kamu.
Temenin aku malam ini yaa.
From: Miguel :)
Aku baru siap-siap mau tidur...haha :D Asikasik!
Kamu duluan yang ngalah…kamu kalah yaa ;)
To: Miguel :)
Udah ngantuk ya? Iya deh aku kalah…kangen deh.
From: Miguel :)
Ngantuk banget…kita bobo aja sekarang yuk! Aku
udah ngantuk banget nih…huaammm :O
To: Miguel :)
“HOOAAAMMMM!!!” suara Rena menguap lebar. Dan dalam hitungan 10 detik, tertidurlah Rena dengan handphone yang masih di genggamnya. Suara handphone tanda sms berbunyi. Tapi Rena sudah tertidur pulas.
☺☺☺
“Rena.. Rena.. Bangun dek! Udah jam 5 ini saying,” kata ka Gisha membangunkan adiknya itu.
“ha?” jawab Rena singkat.
“Bangun sayangku, adikku, manisku,” kata ka Gisha sambil mengoyang-goyangkan badan Rena.
“Ha? Iya kak!! Ade bangun!” jawab Rena yang tersentak bangun.
“HAHAHAHA,” ledakan tawa dari mulut ka Gisha.
“Gih mandi! Bau kamu dek. Hahaha,”
“Iya kak. Makasih udah bangunin aku,” beranjak dari tempat tidur dan mencium pipi kakaknya yang cantik itu.
Rena pun mandi dan bersiap-siap ke kampus. Ia segera mengambil tas dan buku-bukunya yang sudah ia siapkan seak malam dan ia bergegas ke bawah.
“Ayo jalan, kak!” teriak Rena terburu-buru dan mengagetkan seisi ruang makan.
“Sarapan dulu dek,” kata ka Gisha manis.
“Roti aja deh. Makan di mobil boleh?” jawab Rena memohon.
“Bolehlah!” kata ka Gisha mengijinkan.
“Mama siapin rotinya,” kata mama.
“Makasih, mama” jawab Rena manis.
☺☺☺
Sesampainya di kampus, Rena langsung berlari ke Perpustakaan. Mencari sesuatu diantara buku-buku novel. Serius mencari dan tetap mencari.
“Hei! Ngapain hayo?!” suara seseorang yang mengagetkan Rena seketika. Rena menoleh.
“Apaan sih lu?! Ngagetin gue tau!” kata Rena kesal.
“Maaf, ay. Kamu ngapain? Nyari sesuatu?” tanya Miguel.
“Iya nih. Aku nyari novel yang judulnya Boy Friend or Best Friend. Tapi gak ketemu,” jawab Rena sedih.
“Oh. Buat apa?”
“Penasaran sama ceritanya. Eh iya! Nanti anterin aku ke rumah sakit dong,” kata Rena.
“Oh. Rumah sakit? Mau cek darah lagi ya?” Tanya Miguel.
“Iya. Kemarin dokternya sms suruh datang kontrol dan cek darah lagi,” jawab Rena.
“Pulang kuliah ya sayang,” kata Miguel.
“Pastilah ay,” jawab Rena dengan senyum.
“Ayo ke kantin! Aku laper banget,” ajak Miguel dan langsung berjalan sambil merangkul Rena.
Sesampainya di kantin, mereka duduk berdua. Sangat romantic layaknya kekasih. Tiba-tiba dua orang cewe datang menghampiri meja mereka.
“Rena?” Tanya cewe pertama kepada Rena.
“Iya bener. Kenapa ya?” jawab Rena heran.
“Rena! Inget gue gak? Gue Sharone!” kata cewe itu gembira.
“Sharone!!” Kata Rena sambil berdiri dan memeluk Sharone.
“Apa kabar lu? Long time no see say”.
“Iya nih! Kangen banget gue,” kata Sharone sangat gembira.
“Rena!” kata cewe kedua.
“Jessy!!!” teriak Rena gembira.
“Teryata masih inget juga. Apa kabar lu?” kata Jessy.
“Baik. Ayo duduk,” jawab Rena mempersilakan duduk.
“Nih kenalin! Miguel..” kata Rena menunjuk kearah Miguel.
“Hai cewe-cewe,” sapa Miguel.
“Heh elu? Masih sama Rena juga ternyata. Best couple banget deh lu berdua,” kata Sharone sambil senyum.
“Gak bakal terpisahkan deh lu berdua,” tambah Jessy. Rena dan Miguel hanya tersenyum.
“Tapi kita itu sahabatan doangan,” kata Rena merespon.
“Intinya masih bareng deh lu berdua!” kata Sharone.
Akhirnya mereka mengobrol panjang. Dan samapi akhirnya masuk kelas dan mulai pelajaran.
☺☺☺
“Ay! Kayaknya aku gak bisa nganterin kamu cek deh. Aku ada latihan basket tambahan buat kejuaraan bulan depan,” kata Miguel menyesal.
“Ya udah, gak apa-apa. Aku bisa naik taksi kok yang,” jawab Rena santai.
“Beneran gak apa-apa kamu sendirian?” Tanya Miguel was-was.
“Beneranlah. Udah ah! Gak usah panik gitu. Kamu harus latihan juga. Pokoknya harus serius latihannya,” jawab Rena memberi dukungan.
“Iya Renata Clarisa..”
“Pokoknya aku mau nonton kamu tanding! Pasti aku datang dan hadir diantara penonton. Aku akan tersenyum buat nyemangatin kamu, dan kamu akan melihat jelas, kalau itu aku,” kata Rena.
“Makasih yaa sayang,” kata Miguel tenang, lalu mencium kening Rena. “Ayo aku temenin cari taksi”.
Mereka berjalan bersama menuju gerbang kampus. Menunggu sebuah taksi dipinggir jalan. Sungguh serasi, layaknya sepasang kekasih. Setelah menunggu selama 20 menit, akhirnya taksi pun lewat. Miguel memanggil taksi itu.
“Hati-hati yaa sayang,” kata Miguel sebelum Rena pergi.
“Iya ay. Nanti kamu nyusul ya? Tanya Rena.
“Pasti!” kata Miguel. “Dadaahh..”
“Dadaahh..” jawab Rena yang sudah di dalam mobil.
Didalam perjalanan ke rumah sakit. Rena memegang sebuah kertas yang baru saja dia tulis saat dia berada dalam taksi. Tiba-tiba handphonenya berbunyi tanda sms masuk.
Rena sayang….nanti aku mau ajak km ke
suatu tempat…mau kan ay?
From : Miguel :)
Okay ay! Aku mau…nanti km jemput aku
di rumah sakit yaa?
To : Miguel :)
Kalau udh slsai, km sms aku ato tlp aku..
Nanti km aku jmput secepat kilat!!wusshh!
From : Miguel :)
Iya ay..hahah :D km itu ada” aja deh..
km jam brp mulai latihannya?
To : Miguel :)
Biar kamu seneng ay..hemm..ini bentar
lagi mulai..yudh, aku siap” dlu yaa sayang?
From : Miguel :)
Hahaha…makasih udah hibur aku :)
Okay deh! Daaa miguelku :* love you..
Muuaahhhh…..
To : Miguel :)
Hehehe :p see you soon ay…love you
too :* muuaaahhhh….
From : Miguel :)
Dia tersenyum setelah mendapat sms terakhir dari Miguel. Saat Rena menoleh ke depan…..
☺☺☺
Miguel mengendarai mobilnya dengan sangat cepat. Rasa khawatir, takut, sedih bercampur jadi satu didalam hatinya. Ia tak memperdulikan polisi yang akan menilangnya karena kecepatan dia mengemudi. Sungguh! Hanya satu yang dia inginkan dalam hati….segera bertemu dengan Rena.
Sesampainya di rumah sakit, ia langsung memarkirkan mobilnya. Dia segera berlari ke lobby dan bertanya kepada suster disitu.
“Pasien bernama Renata Clarisa, korban tabrakan sore ini!” Tanya Miguel dengan tergesa-gesa.
“Oh, pasien bernama Renata masih didalam UGD, mas. Ruangan di pojok lorong sebelah kanan,” Jawab suster itu sopan.
“Terimakasih, sus” kata Miguel. Ia segera berlari menuju ruang UGD. Dilihatnya dari kaca dipintu, Rena yang sedang koma dan sekarat. Hatinya sangat kacau melihat keadaan Rena, sosok seorang wanita yang menjadi sahabat setianya, seorang wanita yang dia sayang, terbaring tak berdaya di tempat tidur ruang UGD, menghadapi pilihan antara hidup dan mati.
Tiba-tiba………
“Permisi, mas” suara suster mebuyarkan lamunan Miguel.
“Iya sus? Gimana keadaan pasien didalam? Apakah saya boleh lihat? Nama saya Miguel. Apakah sudah boleh saya lihat sus?” Tanya Migue dengan tidak sabar.
“Mas yang namanya Miguel?” Tanya suster memastikan.
“Iya sus”.
“Silakan masuk. Pasien didalam memangil-manggil nama mas,” ajak suster.
Miguel sangat terburu-buru masuk kedalam. Dia segera berdiri disamping Rena, memegan tangannya, sembari berkata,
“Rena? Aku disini sayang.. Ada aku disini”.
Rena bereaksi. Ia mengeratkan tangannya untuk memegan tangan Miguel.
“Rena? Kamu dengar aku? Aku disini.. Selalu disini menemani kamu. Aku gak akan niggalin kamu sendirian disini.. Aku janji, sayang” kata Miguel penuh harap.
Tarikan nafas panjang dari hidung Rena terdengar jelas di telinga Miguel. “HHMMMPPPPFFFFF” hembusan nafas terakhir dari Rena.
“JANGAN!! JANGAN SEKARANG!! KEMBALIKAN DIA, TUHAN… AKU BELUM SIAP TANPA DIA!!” teriakan Miguel terdengar jelas sampai keluar pintu. Air mata mengalir di pipi ka Gisha dan mamanya yang baru saja datang, berdiri depan pintu.
☺☺☺
Sebulan kemudian……………………………….
Pertandingan basket pertama Miguel tingkat nasional. Dia bermain dengan sangat lincah. Dari lapangan ia seraya memandang ke arah penonton. Ia melihat seorang gadis berambut panjang, berbaju putih, sedang tersenyum kepadanya. “Rena ada disana. Dia menepati janjinya melihatku bertanding,” kata Miguel dalam hati.
Ketika pertandingan selesai, dia kembali ruang ganti. Dia merenung sejenak. “Bahkan aku belum sempat mengatakan itu kepadanya,” kata Miguel dalam hati. Saat dia membuka lokernya, ia menemukap sepucuk surat. Bertuliskan, Dear, Miguel Charlos. Perlahan ia membukanya, dan mulai membaca………
Aku sayang dia. Melebihi seorang sahabat. Dia selalu bermain bersamaku. Tertawa bersamaku. Menangis bersamaku. Dia adalah kamu. Aku berharap ini tidak pernah berakhir. Aku ingin selalu seperti ini. Jika semua ini berubah, aku yakin dan sangat yakin, bahwa aku tidak akan sanggup menghadapi ini. Aku tak mau kehilanganmu. Semua yang kita lalui bersama. Semua yang kita lewati bersama. Aku tak yakin dapat melupakannya saat aku dapatkan kamu tak lagi bersamaku. Aku ingat saat kau berkata : “Kalau aku mati, bagaimana denganmu?”. Kini aku temukan jawabannya. Kalau kau tiada, aku akan berduka seumur hidupku sampai aku menyusulmu. Aku berharap, Dia tak memilihmu dahulu. Aku ingin duluan, agar aku tak akan pernah hidup tanpamu. Ketika kau temukan surat ini, mungkin aku udah ga ada. Tapi kini aku tau suatu hal, He is my still BF : BEST FRIEND, not BOY FRIEND..
With love,
Renata